KopGul

Leave a Comment
Memecah Akal Meluap Rasa
Sore itu dia duduk bersandar hati. Aku berdiri berwajah seri, melihat dia merasa dia. Ya, aku memperhatikannya.
Sepulang mata kuliah kalkulus aku bergegas pergi mencari Gula, Si manis tak terbantahkan. Itu nama panggilanku untuknya, meski aku tak yakin akan benar-benar memanggilnya, memanggil namanya, mendekati dia dan berkata "kamu cantik". Ah, pikirku menjauh saat mendekatinya. Aku pulang tanpa menyapa, tanpa bekas.
Perjalanan pulang terasa berat. Bukan karena laptop "Axioo" yang kubawa, tapi karena penasaran yang dipikul. Aku masih tak percaya dengan diamku, termenung dalam kekakuan yang merajai diri, kalahkan kataku bungkam lisanku. Masih saja aku tak berdaya di depannya. Mungkinkah ini hanya awal saja. Cinta?
Bermain Mimpi Meraih Mungkin
Pagi gelap temani dingin menghangat. Secangkir hitam pekat itu temaniku dengan pahit dan manisnya. Dia jujur akan rasanya. Baik buruk dia tunjukkan semua. Tak ada kebohongan akan dirinya, siapa dirinya dan bagaimana dirinya. Oke, panggil aku si Kopi!

         Sfx : Tok tok tok. Selamat Pagi

Seorang perempuan masuk ke kelas fisika-ku. Semua orang dibuat terdiam.
                 "Maaf saya terlambat pa..."
Alamak! Tamparlah pipi ini bunda! Itu dia, itu Gula!

                "Tolong kerjakan tugas Hal. 3 bagian Elektromagnetik. 
              Saya tunggu besok pukul 7. Terimakasih"

Semua orang keluar dari kelas, kecuali aku yang hilang di akal, muncul melayang dan menatap dia. Rambut ikal pendek, lesung pipinya, senyum manisnya, rona matanya. Oh Tuhan, ampuni dosa hambamu ini yang menikmati indahnya ciptamu, buat rasa syukur ini meluap.
Untuk 1 tahun ini, stok semangatku tebal. IP tinggi siap kusongsong. Apalagi? Kau kan kucari, Kau kan kuraih!

KopGul

0 komentar:

Posting Komentar