Menulis Untuk Keabadian

Leave a Comment

Menulis. Saya teringat satu kutipan seorang esais negeri ini, Pramoedya Ananta Toer.
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” 
Menulis. Bercerita tentang hidup agar abadi, selalu dikenang dan  menjadi inspirasi.
Menulis. Menghidupkan masa lalu di masa depan.
Menulis. Menjadi hidup walau hayat mati.

Semua tentang hidup bisa dikonversikan kedalam kata-kata. Dari sanalah kalimat tercipta membentuk paragraf yang menyusun sebuah cerita dan menjadikannya sebuah tulisan,pekerjaan tentang menulis.
Intinya, menulis adalah suatu pekerjaan untuk menjadi abadi. Bukan menyerupai Tuhan karena kita tidak pernah akan sama dengan Sang Maha Tahu. Abadi sebagai manusia adalah ketika mati setelah hidup selalu diingat oleh manusia lainnya, arti lain kita tetap hidup di kehidupan mereka dalam kematian hidup kita.

Abadi. Menjadi sempurna yaitu berubah lebih baik.
Abadi. Selalu dikenang kehidupan.

Saya yakin semua orang pandai menulis. Hanya saja kesempatan kadang tidak dicari atau bahkan tidak datang. Menulis bukan menuntut kesempurnaan, cukup jujur tentang hidup tentang cerita sehari-hari.
Jika memang kesempatan menulis tidak didapat, berusahalah untuk tertulis dan ditulis manusia lain.

Cerita setiap kita adalah berbeda. Itulah mengapa pengalaman menjadi bermakna karena tidak berarti ganda bagi kehidupan kita yang lainnya, melainkan tunggal untuk hidup kita yang satu yang sebelum mati itu. Karenanya kita tidak pernah bosan mendengar cerita tiap tokoh yang abadi, yang tertulis dalam tiap lembar buku yang dijual di toko seberang jalan atau yang "ditampilkan" di tiap rak buku gerai dalam pusat perbelanjaan ber-AC di pusat kota. Ya, setiap mereka menyajikan cerita berbeda yang menghibur menginspirasi kita. Asik bukan? Apalagi kita berada di posisi mereka, mati dan menginspirasi.

Ayo kita mulai. Mari kita menjadi abadi untuk nanti. Hayu urang janten jalmi nu mangpaat.
"Menulis Untuk Keabadian"





0 komentar:

Posting Komentar